Sunday, November 16, 2014

Hello Mancio

Sudah lama tidak menulis tentang sepakbola lagi, khususnya tentang Inter Milan (lah, semua tulisan gw juga nyerempet inter, hehe).

Tulisan gw sebelumnya tentang Mazzarri bercerita bagaimana Mazzarri sebagai pelatih yang bertangan dingin seperti mafioso dan punya akal sehat dalam menentukan pilihan.

Waktu berjalan...
Semakin kesini, inter dibuatnya seperti tanpa arah. Bisa menang besar waktu lawan Sassuolo, tapi kalah besar di kandang waktu lawan Cagliari. Ketidakmapanan ini sebenarnya untuk beberapa pengguna twitter yg gw follow menjadi gerah hingga membuat akun twitter @SackMazzarri .

Dan akhirnya Mazzarri dipecat juga. Pelatih pertama yg dipecat di era Erick Thohir. Dan Erick harus bisa "kuat" dalam memecat pelatih, contohlah Opa Moratti yang selama jadi presiden Inter hampir tak terhitung lagi berapa pelatih yg sudah dia pecat.

But anyway,

#BentornatoMancio

Gw setuju dengan pilihan Presidente Erick Thohir, Mancini juga ada di benak gw sejak kegagalan Gasperini dan Strama. Lagipula Mancio juga jobless kan. Masih inget dia scouting pas Indonesia U-23 vs Cagliari waktu itu. Entah kenapa, itu jadi pertanda dia bakal kembali ke Inter.

Back to the stats, Mancini adalah salah satu pelatih Inter tersukses selama 30 tahun terakhir! Cuma kurang di gelar non-domestik aja yaitu Champions League (Mou yang dapet). Tapi sejak dilatih Mancini tahun 2004, Inter jadi punya dasar untuk terus menang dan menang hingga puncaknya di 2010. Bahkan dari 226 laga Inter bersama Mancini, 61,95% rasio kemenangannya! Sekali lagi, statistik itu bakal terus konstan/naik apabila Inter kembali ke jalan kemenangan. Filosofi Mancio juga asik koq, "tidak kebobolan itu yang pertama, kemudian kita harus bobol gawang lawan". Rekor buruk kebobolan (bahkan di kandang sendiri) harus segera diakhiri, eneg rasanya ketar-ketir nunggu pertandingan berakhir 1-0 aja saat dilatih Mazzarri.

Ayo Mancio! Pertandingan pertama Mancio adalah Derby Milano, jitak Milan! Tunjukkin bahwa menjadi pelatih kedua kalinya di sebuah klub juga bisa sukses!

Masalah saat ini adalah finansial yang ketat. Beda saat 2004, Inter bisa hambur-hambur uang untuk beli pemain. Sekarang Mancio harus bersabar dan pinter pilih pemain incaran, update terakhir sih Mancio lagi mau pinjem Fabio Borini (Liverpool), Vlad Chirices ( Tottenham), dan M. Salah (Chelsea).

Dan masalah satu lagi ya adaptasi taktik barunya Mancio, beberapa pemain mungkin bisa adaptasi, tapi karena hampir setahun bermain dengan tiga bek jadi kagok untuk bermain dengan format empat bek sejajar. Kemarin liat video latihan pertama Inter bersama Mancini, kelihatan banget Mancio udah pengen ngebut asah taktiknya, supaya bisa fluid saat pertandingan nanti.. Seru aja liat Kova akhirnya jadi trequartista lagi, dan sayap akhirnya dipake lagi (meski pilihan di sektor ini sungguh sangat sedikit saat ini).

Pergantian pelatih selalu memberi harapan yang baru..

Harapan interisti sama seperti jomblo yg balikan sama mantan terindahnya, bahagia pada akhirnya.. Amin.

Hello Mancio!

Forza Inter!

Monday, May 19, 2014

Zanetti, Legenda, dan Akal Sehat Mazzarri



 


Dalam derby Milan beberapa waktu yang lalu, tifosi Inter marah luar biasa saat Mazzarri memutuskan untuk tidak memainkan Javier Zanetti dalam pertandingan tersebut.

Padahal, derby Milan itu seharusnya menjadi derby terakhir bagi sang Il Capitano. Pasalnya, musim ini menjadi musim terakhir Il Tractore bermain di Inter Milan, dan akan gantung sepatu sebagai pemain.

Apalagi ketika hasil pertandingan derby berakhir dengan kekalahan bagi Inter. Seolah-olah dosa Mazzarri menjadi semakin banyak, dengan tidak menghormati budaya klub yang tidak memainkan Zanetti dan memberi luka yang sangat dalam dengan kekalahan dari saudara sekotanya itu.

#MazzarriOut bergema di sebagian tifosi Inter di seluruh dunia.

Seperti yang sudah gw sebutkan pada awal musim ini tentang Mazzarri, dia adalah pelatih yang bertangan dingin. Tidak perduli status pemain itu seperti apa, yang penting taktik dan strategi itu dimainkan dengan baik oleh pemain hingga menghasilkan kemenangan. 

Sekali lagi tifosi Inter seperti sebal dengan keputusan Mazzarri, pertandingan selanjutnya setelah derby Milan adalah melawan Lazio, pertandingan yang menentukan untuk mengejar posisi 5 di klasemen. Yang berarti, lolos ke liga Europa, suatu hal yang dirindukan tifosi Inter.


Dilema bagi Mazzarri, dia butuh kemenangan untuk mengantar Inter lolos ke liga Europa. Tapi dia juga ditekan dari sana-sini untuk menurunkan Zanetti dalam laga terakhirnya di Giuseppe Meazza.
Dan, pada starting line up nya Mazzarri masih enggan untuk menurunkan Zanetti. Tifosi Inter di stadion memaki-maki Mazzarri sejak awal pertandingan vs Lazio. Pada menit kedua, Inter kebobolan. "F*ck Mazzarri", kata tifosi Inter. Mazzarri masih bergeming, dia seperti biasa menunjukkan wajah mafiosonya di pinggir lapangan, sambil "curhat" dengan Nicolo Frustalupi, asistennya. Seperti tersentak untuk memberikan yang terbaik untuk sang kapten, hampir seluruh pemain Inter di lapangan berjuang mencari gol. Akhirnya, Palacio mencetak gol pertama dan Icardi mencetak gol kedua. Pemain Inter mempersembahkannya untuk Zanetti, berlari menuju Zanetti untuk memeluknya. Kemudian Palacio mencetak gol ketiga sebelum babak pertama berakhir. Tifosi Inter bersemangat berharap Zanetti bisa bermain di babak kedua. 


Dan babak kedua dimulai, masih saja Zanetti belum dimasukkan dalam pertandingan. Tifosi Inter seperti tidak rela untuk melihat legenda Inter tersebut tidak bermain dalam akhir karirnya. Namun, akhirnya Zanetti masuk menggantikan Jonathan pada menit ke-52. Giuseppe Meazza bersorak!


#JZ4ever menjadi trending topic di media sosial.

Zanetti yang mengawali karirnya di Inter pada tanggal 27 Agustus 1995 melawan Vicenza, bermain untuk terakhir kalinya di hadapan Interisti di Stadio Giuseppe Meazza. Setiap kali Zanetti memegang bola, stadion bergemuruh dan terharu seperti tidak rela bahwa legenda Inter tersebut akan pensiun sebagai pemain.

Puncaknya saat seorang Interista masuk ke lapangan untuk memeluk Zanetti, Il Capitano memeluknya sambil mengantarnya ke luar lapangan, disitu terlihat Interista itu menangis seperti memohon agar JZ4 membatalkan rencananya untuk pensiun.


:'(

The last match in Giuseppe Meazza for Javier Aldemar Zanetti.

Pertandingan berakhir untuk kemenangan Inter 4-1 Lazio. Puja puji untuk Zanetti, dan pemain-pemain yang bermain bagus di pertandingan itu. Handanovic yang luar biasa, Ranocchia yang solid, Hernanes yang kokoh di tengah lapangan, Kovacic yang menjadi otak permainan inter, Palacio dan Icardi yang mencetak gol.

Namun, tak ada pujian bagi Mazzarri, pelatih yang terlihat temperamen tersebut langsung menuju ruang ganti setelah pertandingan berakhir. Bahkan sejak Zanetti masuk, Mazzarri terlihat sudah tidak peduli dengan pertandingan tersebut.

Setelah kemenangan tersebut, Inter dinyatakan lolos ke liga Europa setelah poin di klasemen tidak terkejar lagi oleh posisi di bawahnya.

Masih belum ada puja-puji untuk Mazzarri.

Ada satu pertandingan lagi untuk Inter melawan Chievo. Mazzarri memutuskan untuk memberi kesempatan untuk para veteran dan pemain pelapis untuk bermain sejak menit awal. 

Hasilnya? Inter kalah 1-2 atas Chievo. Pertandingan terakhir yang kurang menyenangkan bagi Cambiasso, Zanetti, Samuel (tidak bermain), dan Milito.

Mazzarri seperti berkata, "Hey, jika ini tim yang kumainkan sejak awal saat melawan Lazio, maka liga Europa hanya angan-angan". 

Iya. Mazzarri lah yang sebenarnya orang yang memiliki akal sehat untuk memenangkan Inter. Mengalahkan nostalgia dan nilai sentimentil untuk mengejar target.

Jika saja Inter kalah melawan Lazio, maka laga melawan Chievo pun tidak akan pernah ada untuk pemain veteran dan pemain pelapis.

Jika saja Inter memainkan Zanetti dan pemain veteran lainnya saat melawan Lazio, bukan tidak mungkin Inter keteteran meladeni gaya bermain Lazio.

Nostalgia dan nilai sentimentil memang penting bagi tifosi. Namun jika hanya mengandalkan k(em)enangan di masa lalu, apakah bisa menang (lagi)?

Dengan tidak mengurangi rasa hormat, Zanetti dan pemain veteran lainnya mungkin masih bisa bermain dengan tempo tinggi sepakbola masa kini, namun setiap awalan pasti ada akhirnya.

Gw sangat mengagumi Javier Zanetti, yang menginspirasi gw untuk bermain sepakbola sebagai bek / wing kanan. Stamina, dribbling, dll pernah gw tiru dalam permainan gw.

Namun, jika melihat permainan Zanetti musim ini yang hanya bermain 12 kali. Zanetti belum bisa mencapai performa terbaiknya setelah dilanda cedera yang menghantam Tendon Achilles nya hingga harus menepi selama 6 bulan. Sedih memang, tapi Zanetti masih bisa memberikan yang terbaik bagi Inter dalam dua pertandingan terakhir.

  


Grazie Il Capitano! #JZ4ever

Mazzarri, keep your common sense to make Inter win in every game next season


Forza Inter!